UAV (juga dikenal sebagai drone) datang dalam berbagai bentuk dan ukuran serta masing-masing mempunyai kelebihan dan kekurangannya, sehingga menentukan keputusan menggunakan mana yang cocok, sesuai dan paling pas digunakan, karena semua ini berhubungan proses dan hasil dalam pemetaan. Ada 2 jenis UAV yang cocok untuk perkerjaan survei yakni fixed wing dan rotary wing. Jadi mana yang paling baik untuk digunakan untuk pemetaan?? apakah Fix Wing atau Rotary Wing? disini penjelasannya.
Pesawat UAV dibedakan menjadi 2 yakni Fixed Wing dan Rotary Wing. UAV fixed wing merupakan pesawat tanpa awak yang mempunyai sayap seperti pesawat terbang, sedangkan jenis drone rotary wing merupakan pesawat tanpa awak yang menggunakan daya untuk terbang menggunakan baling-baling yang berputar.
UAV Fixed Wing
Fixed wing UAV mempunyai sayap yang kokoh dan memiliki airfoil yang ditentukan sehingga mampu mengangkat pesawat maju dengan dorongan dari kecepatan pesawat UAV. Daya dorong ini dihasilkan dari baling-baling yang diputar oleh mesin pembakaran internal atau motor listrik.
Kontrol dari UAV berasal dari papan kontrol yang tertanam dalam pesawat dan biasanya terdiri dari ailerons sebagai pengangkat pesawat dan kemudi pesawat. Bagian itu menjadikan UAV dapat terbang bebas dan berputar di tiga sumbu yang tegak lurus sama lain dan berpotongan di Pusat gravitasi UAV itu sendiri.
Kelebihan utama dari fixed wing UAV adalah terbuat dari struktur yang lebih sederhana dibandingkan tipe rotary wing, sehingga perawatan dan perbaikannya tidak begitu sulit serta biaya yang dikeluarkan tidak begitu besar. Struktur yang sederhana ini memastikan pesawat lebih aerodinamis sehingga pesawat dapat terbang lebih lama dengan kecepatan tinggi dan dapat memetakan area survey yang luas dalam sekali penerbangan.
Kelebihan lain dari fixed wing UAV terletak pada karakteristik penerbangannya yang mampu meluncur alami tanpa adanya bantuan. Salah satu yang menjadi pertimbangan yakni fixed wing UAV dapat mengangkut muatan yang besar pada jarak yang lebih jauh dengan hanya sedikit tenaga sehingga memungkinkan kita membawa sensor yang lebih besar (lebih mahal) seperti twin sensor.
Berat dan lebar sayap yang cukup ideal dan dapat dioperasikan oleh satu orang menjadikan drone fixed wing ideal untuk pemetaan udara dan pemodelan terain pada area yang luas, termasuk area tambang, stockpile batubara dan survey topografi.
Kelemahan dari fixed wing UAV adalah kebutuhan untuk landasan pacu untuk lepas landas dan mendarat, namun masalah ini dapat diatasi dengan teknik lepas landas dan mendarat secara vertikal atau disebut dengan VTOL (Vertikal Take off Or Landing) dan lepas landas atau mendarat pada track yang pendek atau disebut STOL (Short Takeoff Or Landing). Selain itu pesawat jenis fixed wing UAV memerlukan angin yang berlawanan arah agar pesawat dapat terangkat sehingga menjadikan pesawat ini harus tetap bergerak yang berarti pesawat jenis ini tidak dapat berdiam diri di udara pada posisi yang tetap oleh karena itu jenis pesawat fixed wing tidak cocok untuk pekerjaan inspeksi.
UAV Rotary Wing
Rotary wing UAV terdiri dari rotor sebagai penggerak baling-baling. Jenis rotary yang sering digunakan untuk pemetaan yakni 4 rotor (quadcopter), 6 rotor (hexacopter), 8 rotor (octocopter). Semakin banyak rotor maka pergerakan pesawat akan semakin halus dan semakin stabil akan tetapi akan banyak membutuhkan daya baterai kapasitas besar. Untuk meminimalisir ukuran drone hexacopter dan octocopter biasanya baling-baling ditempatkan atas bawah pada tiap lengan drone.
Cara kerja baling-baling pada rotary wing UAV kegunaanya hampir sama seperti pada fixed wing UAV yakni untuk mengangkat badan pesawat, namun pada rotary wing pesawat dapat melakukan gerakan maju,mundur,kanan, kiri bahkan manuver berkat dorongan angin yang dihasilkan dari propeller itu sendiri.
Keuntungan terbesar dari rotary wing UAV adalah kemapuan lepas landas dan mendarat secara vertical sehingga pengguna dapat menerbangkannya dari mana saja tanpa memerlukan landasan pacu. Kemampuan untuk berputar dan bergerak secara dinamis kesegala arah serta mempertahankan posisi diam di udara menjadikan data foto yang diambil dapat diambil berulang kali pada posisi yang tetap. Hal ini membuat rotary wing UAV cocok untuk pekerjaan pemeriksaan, pemantauan secara teliti atau survey yang sulit dijangkau seperti pipa jembatan, jaringan listrik dan rel selain itu juga cocok untuk area yang berlereng seperti pemantauan puncak gunung dan terain area tambang karena drone jenis ini dapat bergerak lurus vertikal maupun horizontal.
Dari sisi mekanis sistem elektronik pada rotary wing cukup rumit sehingga apabila terjadi kerusakan memerlukan waktu cukup lama dalam perbaikan, meskipun ada beberapa bagian yang dapat langsung diganti apabila terjadi kerusakan seperti baling-baling.
Karena kecepatan dari drone ini rendah sehingga area yang dipetakan cukup terbatas sehingga memerlukan waktu yang cukup lama untuk memetakan areal yang luas.
Kesimpulan
Pesawat Fixed wing UAV cocok digunakan untuk memetakan daerah dengan areal yang luas seperti tambang, perkebunan, hutan dengan kemampuan yang tahan terhadap hembusan angin yang cukup kuat.
Pesawat rotary wing UAV cocok untuk pekerjaan pemeriksaan dan pemantauan yang butuh ketelitian seperti pemantauan rel, jaringan listrik, pemantauan areal tambang yang terainnya cukup curam, pemantauan kawah gunungapi karena pesawat ini dapat terbang vertikal sehingga dapat menjaga ketinggian yang tetap pada permukaan tanah sehingga ketelitian tetap terjaga dengan baik. Karena semakin tinggi pesawat terbang maka objek yang direkam ketelitianya akan semakin rendah.
Keuntungan Pemetaan menggunakan UAV adalah tidak terbatas oleh cuaca, terkadang pekerjaan survei udara dibatalkan karena awan yang tebal, angin dan bahkan hujan namun pada pesawat UAV seperti pada UAV fixed wing SIRIUS atau rotary wing Aibotix X6 dapat melakukan pekerjaan survei dalam keadaan hujan dan tahan hembusan angin hingga 43km/jam (Aibotix X6) sedangkan 65km/jam (SIRIUS).