"Digital Humanitarian" dan pendiri jaringan kemanusian UAV Patrick Meier menggunakan teknologi drone untuk memaksimalkan bantuan kemanusiaan, kegiatan terakhir yang dilakukan adalah pelakukan pemotretan udara untuk membuat peta 3D dari area yang yang mengalami kerusakan paling parah akibat gempa Ghorka di Nepal. Gempa Ghorka menyebabkan 9000 lebih korban jiwa dan ratusan ribu orang kehilangan rumah mereka.
Bekerjasama dengan perusahaan pembuat pesawat drone DJI, ahli pengolah software UAV pix4D, produsen smartphone China Smartisan, Laboratorium Kehidupan Khatmandu dan Universitas Kathmandu, Meier memimpin tim untuk menciptakan Lab Terbang Kathmandu, yang dirancang untuk membawa teknologi drone pada masyarakat yang terdampak paling parah akibat gempa.
Tim yang dilatih terdiri dari 28 mahasiswa dari Universitas Kathmandu untuk menerbangkan drone dan menggunakan perangkat lunak pemetaan Pix4D. Mereka kemudian membawa drone ke daerah yang terdampak gempa di desa Panga. Setelah selesai pemetaan menggunakan drone untuk membuat peta 3D dari desa, tim mencetak peta tersebut pada spanduk yang tahan air dan meletakkannya sehingga masyarakat dapat menyumbangkan ide dari peta yang dibuat. Warga desa juga dapat menambahkan data (updating) tentang lokasi puing-puing, sumber air, dan tempat penampungan sementara dengan catatan dengan berbagai tipe warna yang langsung dapat ditempel pada peta.
Peta akan membantu anggota masyarakat dan organisasi sosial untuk mengetahui dimana kerusakan terbesar akibat gempa, membantu membangun kembali dengan cepat dan lebih baik, para siswa dilatih menggunakan drone untuk diterapkan pada lokasi kerja dan mungkin dapat dikembangkan pada pekerjaan baru yang berkaitan dengan drone.
"Penggunaan drone dan pemetaan drone adalah untuk membentuk profesional baru dan memberikan akses data pada orang lain yang sebelumnya tidak mereka miliki" kata Krista Montgomery anggota tim dari Pix4D. Karena pelatihan yang ditawarkan memberikan kesempatan seperti Flying Labs dan orang-orang yang tidak terlibat pada industri UAV untuk melihat potensi untuk merubah cara mereka bekerja. Mereka membantu mendemonstrasikan penggunaan drone untuk pemetaan, hal seperti itulah yang ingin dilihat oleh Pix4D.
Lab Terbang Kathmandu merupakan project pertama dari Meier yang telah direncanakan. Lab terbang dan UAV untuk jaringan kemanusian adalah beberapa project terbaru dari Meier, dan baru-baru ini dia menjabat sebagai Direktur Inovasi Sosial di QCRI di negara Qatar dimana dia bertugas dan mengembangkan Teknologi Kemanusiaan Generasi Terbaru yang dilengkapi dengan sumber yang rumit dan kecerdasan buatan (AI). Meier sendiri duduk di Tim Inovasi Sekretaris Jendral PBB World Humanitarian Summit (WHS) dan sebagai pendiri Digital Humanitarian Network (DHS) dengan PBB.
Meier percaya bahwa teknologi drone tidak hanya dapat berfungsi untuk membantu dalam bantuan bencana , akan tetapi dapat merangsang ekonomi negara-negara miskin. "Kami telah melakukan pendekatan dengan partner lokal yang berasal dari Indonesia, Liberia, Chile dan Haiti untuk bersama membuat Laboratorium Terbang dengan mereka" kata Meier.
Laboratorium ini memiliki fokus pada kewirausahaan sosial. Kami menggunakan laboratorium ini untuk memberikan pelatihan kepada mitra lokal kami sehingga mereka dapat menggunakan robot udara ini dalam proyek-proyek mereka dan juga menawarkan layanan UAV di negara mereka sendiri, dengan kata lain kita cari merangsang pertumbuhan ekonomi industri lokal yang berorientasi pada bisnis UAV. Jadi ini bukan hanya tentang dampak dari teknologi dalam proyek-proyek sosial yang baik, tetapi juga tentang menciptakan lapangan kerja dan mata pencaharian baru di negara-negara berpenghasilan rendah.
sumber : dronelife.com
Comment Here !!!