Beberapa minggu terakhir media banyak memberitakan tentang sebuah drone yang mengganggu pilot dari maskapai penerbangan dan juga helikopter penyelamat kebakaran hutan. Hal ini sedikit menimbulkan kontroversi tentang konsep baru untuk penggunaan pesawat ttanpa awak.
Setiap hari semakin bertambah jumlah orang yang menerbangkan drone. Banyak operator drone pemula yang menerbangkan drone dengan buruk karena kurang berlatih, sehingga dapat menyebabkan insiden yang seharusnya tidak terjadi untuk pengguna drone.
Disengaja ataupun tidak, operator yang menerbangkan drone dekat dengan pesawat yang sedang terbang akan sangat berbahaya, tapi insiden ini mungkin saja terjadi. Menurut FAA estimasi tentang drone yang terlihat oleh pilot maskapai penerbangan hanya sebesar 0.00065%.
Ini merupakan masalah yang bisa saja terjadi ketika drone pada akhirnya akan bertabrakan dengan pesawat komersil, dan ketika tabrakan itu terjadi semua orang akan berada di berita layar televisi lalu mereka mengatakan kalau mereka tidak merasa nyaman apabila ada drone terbang disekitar pesawat komersil.
Penting untuk diingat bahwa pesawat komersil dirancang dengan kemampuan menyerap tumbukan dengan burung yang mempunyai berat 5 pound, sedangkan contoh drone DJI Phantom (dengan full body dari metal) beratnya hanya sekitar 3 pound.
Ibarat pisau yang dibuat untuk mengiris sesuatu akan tetapi apabila digunakan untuk kejahatan akan sangat berbahaya, begitu pula drone, tergantung bagaimana pemerintah membuat aturan untuk mencegah penyalahgunaan penggunaan drone.
Potensi penggunaan drone memang sangat besar seperti helikopter tanpa awak masuk ke daerah zona bencana tentu akan mengurangi resiko kecelakaan yang mengakibatkan nyawa pilot melayang. Sistem drone yang otomatis terintegrasi dengan Manajemen Lalu Lintas Udara NASA akan tahu persis dimana lokasi drone lainnya sehingga tidak perlu khawatir drone saling bertabrakan. Apabila aplikasi penggunaan teknologi tersebut terbukti, maka suatu saat pesawat komersil tidak membutuhkan pilot lagi.
Comment Here !!!